Harapan Lelaki Mulia
Sajak untuk Pak Samad Said
Oleh Herry Nurdi
Lelaki itu, pada hari-hari tertentu
Berdiam di satu tiang, di Masjid Negara
Rambu, misai dan jenggotnya, sudah memutih semua
Tapi matanya, seolah-olah masih memendam harap yang belum tiba
Masih ada b anyak yang ingin dilihatnya
Dia ingn melihat, negara dan bangsa tumbuh menjulang
Dengan Adil dan kebenaran
Dia ingin menyaksikan para punggawa negeri
Berbudi luhur penuh sayang
Dia ingin mendengar orang-orang kaya
Yang turun padang mengangkat beban perjuangan
Dia ingin membantu para guru
Memperkasa adab dan bahasa sebagai tulang punggung manusia
Dia ingin merasakan rakyat dan pemimpin
Sama-sama makmur dan bertolak angsur
Dia ingin menjadi saksi
Untuk para intelektual yang bekerja dan memikirkan perubahan kebaikan
Dia, lelaki itu
Ingin menjadi bagian besar dari sebuah usaha
Yang bernama perjuangan menghidupkan kebaikan
Tapi dengan sangat perih hari, ingin aku sampaikan
Negara dan bangsa ini , sudah tidak lagi tumbuh dengan baja adil dan benar
Punggawa negeri, dipenuhi orang-orang culas yang sarat iri hari
Orang-orang kaya, tak lagi peduli kecuali perut sendiri
Guru pula, kehilangan hala tuju dan harga diri
Para pemimpin menista rakyat
Dan rakyat, menghina pemimpin
Kaum intelektual asyik dengan permainan logika dan retorika
Dan perjuangan kebaikan, hanya sebuah alasan lain untuk menebar tipuan
Sebab, rasuah sudah menjadi budaya dan koruptor telah menjadi budayawan
Tapi aku yakin, engkau tak hilang harap
Engkau akan tetap duduk menjaga tiang di masjid negara
Sebagai sebuah bentuk perlawanan baru
Tiang-tiang perlu dijaga, dengan moral dan amanah
Aku menangkap pesanmu
Dan aku akan mencari tiang untuk kujaga pula
Dengan seluruh tubuh dan jiwa
Jakarta, 22 Mei 2011
No comments:
Post a Comment